Tuesday, November 13, 2007

Arti Sebuah Keluarga (lanjutan)


Ketika kecil dulu aku tinggal di kota yang boleh di bilang hanya terdiri dari beberapa ruas jalan besar. Jadi kesempatan untuk bertemu dan mengenal satu sama lainnya bukan hal mustahil. Bagi yang tinggal di Jakarta bayangkan saja seperti tinggal di satu komplek perumahan saja, terkadang komplek perumahan seperti Perumahan Citra yang populer itu saja sepertinya lebih besar deh dari tengah kota asalku, paling tidak begitulah yang ku ingat.
Sepupu yang seumuran yang jadi teman main ketika kecil dulu satu persatu juga menyebar, seperti cabang pohon yang tumbuh memanjang menjauh dari inti batangnya. Bahkan teman main dan teman sekolah terdekatku, yaitu adikku sendiri yang selisih setahun denganku, juga pergi jauh melanjutkan sekolah ke negeri paman Sam. Masih mending aku masi tetap sering bertemu dengan keluarga dan orang tuaku dan juga sepupuku yang berada di Jakarta. Ketika itu aku melanjutkan sekolah ke Jakarta dan sebagian besar sepupuku juga berasal dan lahir di Jakarta. Hampir sebagian sepupuku jauh lebih muda dan aku juga tahu persis ketika mereka lahir.
Tahun ganti tahun tidak terasa, yang seumuran denganku mulai hidup berkeluarga sendiri. Ketika itu temen2ku hang out umumnya juga masi single jadi tidak ada obligation toh? Kedua orang tuaku juga tidak pernah memberi tekanan atau memaksa dan aku juga adik2ku juga masi merasakan bagaimana comfortable nya hidup dengan kedua orang tuaku, jadi masing2 sibuk sekolah, kuliah dan nyari kerja. Ketika sempet kerja jauh dari orang tua karena masi punya banyak temen2 hang out yang membuat hari2ku sibuk dan juga enjoy life tidak terpikir ada perasaan yang kurang lengkap atau sendiri.
Sampai akhirnya satu persatu juga menyebar, terpisah, pindah kerja, pulang ke kampung halaman. Semua yang kukenal datang dan pergi silih berganti, walaupun tetap ada satu dua yang masi tetap tinggal dan masi menjadi teman dekat. Teman2 yang dulu sering kumpul karena sama2 masi single satu persatu juga mulai berkeluarga dan tentu saja menjadi sibuk dengan keluarga masing2.
Semua teman dan sanak keluarga mereka juga punya urusan dan keluarga masing2, siapa yang bisa kita harapkan tetap menjadi teman ketika kita masi sendiri?? Tidak lain adalah anggota keluarga terdekat kita yang mana kita berbagi kromosom yang sama, yaitu kedua orang tua kita. Enaknya aku memiliki saudara lebih dari satu atau dua orang, at least aku masi memiliki seorang adek yang bisa dijadikan teman untuk hang out karena kita tinggal dibawah satu atap.
Namun proses ketidakkekalan tetap juga terjadi juga kepada orang2 yang tinggal di bawah satu atap. Orang tua kita tidak akan selama bersama kita begitu juga saudara2 kita yang paling dekat. Inilah jawaban mengapa seseorang akhirnya memutuskan untuk memiliki keluarga sendiri, supaya punya teman hidup, supaya hidupnya tetap terus di hiasi dengan kehangatan keluarga yang pernah dirasakan ketika kecil dulu sampe dewasa. Aku bukannya mendiskriminasikan orang2 yang memutuskan untuk hidup sendiri, aku hanya ingin mencetuskan jawaban dari pertanyaan yang selama ini kutanyakan pada diriku sendiri. Sekarang ini aku baru merasakan bahwa memiliki seorang teman hidup yang akan menjadi teman dekat untuk berbicara atau berdiskusi sampai akhir hayat adalah suatu bentuk karunia yang nantinya bisa meneruskan kehangatan yang pernah kurasakan dalam keluarga. My hubby, Dave adalah temen hidupku dan dia menjadi my dear best friend dalam hidupku sekarang sampe seterusnya.

No comments: